Idul Fitri
(Bahasa Arab: عيد الفطر ‘Īdul-Fiṭr) adalah hari raya umat Islam
yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul
Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya
apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Cara menentukan 1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat
Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda.
Sejak Idul Fitri
resmi jadi hari raya nasional umat Islam, tepatnya pada tahun II H. kita
disunahkan untuk merayakannya sebagai ungkapan syukur atas kemenangan jihad
akbar melawan nafsu duniawi selama Ramadhan. Tapi Islam tak menghendaki
perayaan simbolik, bermewah-mewah. Apalagi sambil memaksakan diri. Islam
menganjurkan perayaan ini dengan kontemplasi dan tafakur tentang perbuatan kita
selama ini.
Syeikh Abdul Qadir al-Jailany dalam al-Gunyah-nya
berpendapat, merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah
Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada
Alah Swt. Momen mengasah kepekaan sosial kita. Ada pemandangan paradoks, betapa
disaat kita berbahagia ini, saudara-saudara kita di tempat-tempat lain masih
banyak menangis menahan lapar. Bersyukurlah kita!
Jadi adakah idul fitri yang kita lakoni ini bukan
hanya sekedar rutinitas tahunan saja dan adakah sesuatu yang membekas di jiwa
setelahnya?Adakah kita termasuk orang yang pantas merayakan Idul Fitri atau
kita hanyalah orang-orang yang merasa pantas untuk itu? Dan jawabannya ada pada
diri kita masing-masing.
0 comments:
Post a Comment